tag:blogger.com,1999:blog-81403081068186238332024-02-08T08:21:22.541-08:00Ekonomi Makro 101Unknownnoreply@blogger.comBlogger8125tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-19637397631082182232009-12-23T17:16:00.000-08:002009-12-23T17:17:24.240-08:00Inflasi 101Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan oleh berbagai faktor.<br /><br />Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan atau desakan biaya produksi.<br /><br />Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment.<br /><br />Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik.<br /><br />Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal,yaitu :<br /><br />(1) Kenaikan harga misalnya bahan baku<br />(2) Kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.<br /><br />Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :<br /><br />(1) Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun) <br />(2) Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun) <br />(3) Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun) <br />(4) Hiperinflasi (lebih dari 100% / tahun) <br /><br />Salah satu cara mengukur inflasi adalah dengan menggunakan IHK (Indeks Harga Konsumen) yang kemudian dicari nilai Laju Inflasinya.<br /><br />Contoh Soal : <br /><br />Kita asumsikan tahun dasarnya adalah tahun 1999 yang mana harga beras Rp. 2.500,- per kilogram dan pada tahun 2000 harga beras Rp. 2.800,- per kilogram. Lalu berapa laju Inflasi di tahun 2000 ?<br /><br />Jawab :<br /><br />IHK 1999 = (2500/2500) x 100% = 100%<br />IHK 2000 = (2800/2500) x 100% = 112%<br /><br />Laju Inflasi tahun 2000 = {(112-100)/100} x 100% = 12%<br /><br />Dampak Inflasi<br /><br />Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.<br /><br />Perlu diketahui bahwa Inflasi Bulan Maret tahun 2009 diperkirakan 0,1-0,3%<br /><br />Pustaka<br /><br />(1) http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi<br />(2) http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=7&fname=eko203_12.htm<br />(3) http://www.mediaindonesia.com/read/2009/03/03/67223/4/2/Inflasi_Bulan_Maret_Diprakirakan_Lebih_Lunak<br /><br />Semoga ada manfaatnya<br />pkUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-46304210714170190962009-12-23T17:12:00.000-08:002009-12-23T17:13:32.532-08:00101-Kenapa Nilai Tukar Rp. Naik-Turun terhadap $USA. Neraca Pembayaran<br /><br />Interaksi ekonomi antara pihak domestik dengan luar negeri tidak hanya terjadi dalam bentuk transaksi perdagangan barang dan jasa, tetapi juga dalam bentuk masuk-keluarnya modal ke dalam ataupun ke luar negeri. Catatan yang menunjukkan nilai berbagai jenis transaksi yang terjadi antara suatu negara dengan negara yang lain disebut sebagai "Neraca Pembayaran" (Balance of Payment)<br /><br />Neraca pembayaran terdiri dari :<br /><br />a. Transaksi Berjalan (Current Account), untuk menunjukkan proses ekspor-impor<br />b. Neraca Modal (Capital Account), untuk menunjukkan kegiatan kapitalisasi<br /><br />Neraca Pembayaran surplus artinya nilai ekspor yang lebih tinggi dari impor, dimana berarti aliran dana masuk dari luar negeri lebih besar daripada aliran dana yang keluar ke luar negeri dan sebaliknya jika dikatakan defisit.<br /><br />Transaksi Berjalan triwulan ke III tahun 2009, menurut Bank Indonesia adalah US $ 1,7 miliar dengan cadangan devisa sebesar US $ 62,3 miliar ... http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/11/17/181769/neraca-pembayaran-surplus-us$35-miliar/ ...<br /><br />Dampak terjadinya surplus atau defisit neraca pembayaran akan mempengaruhi nilai tukar dari mata uang domestik terhadap mata uang asing. Apresiasi adalah terjadinya kenaikan nilai relatif terhadap mata uang asing dan depresiasi sebaliknya :-)<br /><br />Jika terjadi peningkatan ekspor yang besar, maka akan terjadi peningkatan pembayaran pihak asing terhadap domestik. Walaupun dibayar dengan menggunakan US$, tetapi harus ditukarkan ke Rp, hal inilah yang menyebabkan naiknya permintaan Rp sehingga terjadi apresiasi terhadap Rp.<br /><br />Nah terjadi hal yang sebaliknya, untuk membayar barang2 impor kita butuh US$, sehingga nilai Rp. terdepresiasi ...<br /><br />B. Tahap Berikutnya ... Apresiasi Rp.<br /><br />Jika nilai Rp. terapresiasi apa saja akibatnya ? ... Salah satunya adalah anjloknya daya saing ekspor ... http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/10/19/05144294/penguatan.rupiah.haruskah.dikhawatirkan ... artinya barang di Indonesia dianggap lebih mahal oleh pihak US/asing ... kalau ada barang lain sejenis yang lebih murah, misalnya made in Malaysia, pihak luar akan beli ke sana.<br /><br />Nah pada kondisi ini Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral berperan penting ... mereka akan melakukan intervensi terhadap nilai Rp. dengan cara membeli membeli US$ sebanyak-banyaknya sampai nilai Rp. kembali pada jalan yang benar. Misalnya tadi Rp. 9.000,-/US$ didevaluasi menjadi Rp. 12.000,-/US$.<br /><br />C. Depresiasi Rp.<br /><br />Semakin terdepresiasi nilai Rp. maka ini sama saja menjual produk dalam negeri dengan discount gede-gedean (Big sale discount) bagi pihak asing ... apalagi kalau yang dijual minyak ... hehehe. Menurut Soeharsono Sagir, pengamat ekonomi dari Unpad, menjelaskan bahwa inflasi di tahun 1997 merupakan dampak dari depresiasi rupiah ... http://www.tempo.co.id/ang/min/02/44/kolom4.htm ... yang kemudian menyebabkan timbulnya krismon. <br /><br />Inflasi atau harga-harga melambung tinggi terjadi akibat biaya produksi yang tinggi terutama bagi perusahaan yang menggunakan bahan baku impor seperti gandum (untuk membuat roti atau mie), karena mereka harus membeli dengan menggunakan US$.<br /><br />(Pertanyaan penting, kenapa tahun 97-98 rupiah bisa terdepresiasi dengan sangat cepat ?)<br /><br />Lalu BI pun melakukan tugasnya kembali yaitu menjual US$ sebanyak-banyaknya agar agar nilai Rp. pun stabil, tapi semampu apa BI bisa menjual US$ ... wong cadangan US$nya terbatas ... :-)<br /><br />mudah2an ada yang bisa menambahkan artikel ini ...<br /><br />pk-101Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-6640410835491953872009-12-23T17:07:00.000-08:002009-12-23T17:08:38.710-08:00Produk Domestik Bruto / Gross Domestic Product 101Untuk dapat mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).<br /><br />PDB atau GDP adalah total produksi barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu, misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk Domestik Regional Bruto-PDRB)<br /><br />PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat.<br /><br />Ada banyak pendapat mengenai penyebab naik turunnya total produksi barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang setuju akan dua penyebab berikut ini :<br /><br />(1) Sumber pertumbuhan. Ahli-ahli ekonomi sering merujuk pada tiga sumber pertumbuhan, yaitu : (a) peningkatan tenaga kerja, (b) peningkatan modal, dan (c) peningkatan efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan. Jumlah tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama. Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP). Pendorongan ketiga sumber ini disebut juga supply-side economy, atau ekonomi dari sisi penawaran. <br /><br />(2) Terjadinya penurunan (downturns) pada ekonomi (resesi dan depresi). Ini menjawab pertanyaan mengapa output dapat turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan penurunan pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output atau setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.<br /><br />Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya, total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan. Namun karena berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya, produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).<br /><br />Nilai total pendapatan nasional dalam satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya. <br /><br />Jika nilai nominal ini dihitung dalam harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya perubahan kuantitas barang/jasa.<br /><br />Perubahan PDB ini mencerminkan perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai “pertumbuhan ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah perekonomian.<br /><br />Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :<br /><br />g = {(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%<br /><br />g = tingkat pertumbuhan ekonomi<br />PDBs = PDB riil tahun sekarang<br />PDBk = PDB riil tahun kemarin<br /><br />Contoh soal :<br /><br />PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya berada pada tahun 2007 ?<br /><br />jawab :<br /><br />g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%<br /><br /><br />Pustaka :<br /><br />1. http://yasinta.wordpress.com/2008/07/24/mengukur-output-nasional-produk-domestik-brutopdb-atau-gross-dometik-productgdp/<br />2. http://onceuponaweblog.blogspot.com/2006/04/pdb-dan-pertumbuhan-ekonomi-1.html<br />3. http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/05/15/28528/tumbuh-tanpa-ancaman-resesi/<br />4. Pengantar Teori Makroekonomi. Sardono Sukirno. LPFEUI.<br />5. http://id.wikipedia.org/wiki/Produk_domestik_bruto<br /><br />Mudah2an ada manfaatnya<br />pkUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-81068345576433924132009-12-23T17:05:00.001-08:002009-12-23T17:05:44.831-08:00Cara Menghitung Upah Lembur di Hari KerjaMengenai waktu kerja, berdasarkan pasal 77 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tercantum ketentuan bahwa waktu kerja adalah 40 jam kerja/minggu yang dapat diatur 8 jam/hari untuk 5 hari kerja/minggu dan 7 jam/hari untuk 6 hari kerja/minggu (hari keenam hanya 5 jam kerja).<br /><br />Sedangkan waktu lembur secara teknis diatur pada Kepmenaker No. 102/MEN/VI/2004 pasal 3 ayat 1 yaitu bahwa lembur dapat dilakukan paling banyak 3 jam/hari atau 14 jam/minggu. Dan upah per jamnya adalah berdasarkan Kepmenaker No. 102 tersebut adalah 1/173 kali upah sebulan dikali dengan suatu 'besaran'.<br /><br />Pengertian 'besaran' adalah sebagai berikut :<br />(1) Jika lembur diadakan setelah jam kerja maka nilai besarannya adalah 1,5 kali pada 1 jam pertama<br />(2) Untuk jam kedua dan ketiga (maksimal lembur/hari adalah 3 jam) 'besaran'nya adalah 2 kali.<br /><br />Untuk lembur di hari istirahat dan libur nasional memiliki perhitungan yang berbeda.<br /><br />Contoh soal :<br /><br />Pada suatu hari kerja, seorang pekerja yang bekerja di suatu Pabrik di Kabupaten Tanggerang (UMP 2008 : Rp. 953.850,00) diperintahkan untuk bekerja lembur selama 3 jam, maka berapakah upah lembur yang ia terima pada hari itu ?<br /><br />Jawab :<br /><br />Jam Pertama : 953850 x 1/173 x 1,5 = Rp. 8.270,38<br />Jam Kedua : 953850 x 1/173 x 2 = Rp. 11.027,18<br />Jam Ketiga : 953850 x 1/173 x 2 = Rp. 11.027,18<br /><br />Total upah lembur yang ia terima = Rp. 30.324,71<br /><br />Jika perusahaan tidak memberikan upah lembur sebagai hak daripada pekerja maka berdasarkan UUK pasal 187 pemilik perusahaan dapat dikenai sanksi pidana 1-12 bulan kurungan dan/atau denda Rp. 10.000.000,00 s/d 100.000.000,00<br /><br />Pustaka :<br /><br />(1) 53 Tanya Jawab Seputar Tenaga Kerja. Hukumonline.com. Visimedia. 2009<br />(2) http://www.portalhr.com/gudang/UMP/UMP_2008.pdf<br /><br />Mudah2an ada manfaatnya<br />pkUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-13425067412182238642009-12-23T17:02:00.000-08:002009-12-23T17:03:45.845-08:00Tingkat Kemiskinan per Maret 2008(I) Konsep Kemiskinan<br /><br />Ada 3 konsep kemiskinan yang sering dibandingkan oleh para ahli :<br /><br />(1) Konsep Kemiskinan Absolut<br /><br />Konsep ini menetapkan bahwa kemiskinan ditetapkan berdasarkan suatu tingkat batas kondisi ekonomi tertentu yaitu dimana suatu ukuran dibawah tingkat batas kondisi ekonomi tertentu itu, orang tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup layak secara minimal. Tingkat batas kondisi ekonomi tertentu itu disebut sebagai garis kemiskinan.<br /><br />(2) Konsep Kemiskinan Relatif<br /><br />Di konsep ini tidak dikenal ukuran garis kemiskinan. Menurut konsep ini kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah; yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan (Suparlan, 1984)<br /><br />Kalangan yang merujuk pada konsep ini biasanya menetapkan kelompok miskin berada di posisi 5-7% terbawah dari skala pendapatan dalam suatu masyarakat.<br /><br />(3) Konsep Kemiskinan Nilai Budaya<br /><br />Menurut penganut pendekatan Nilai Budaya, kemiskinan tidak hanya dikaitkan dengan beberapa banyak sumber ekonomi yang dimiliki seseorang tetapi juga melihat kenapa seseorang gagal mencapai tingkat ekonomi yang lebih tinggi. Melalui pendekatan ini dapat diidentifikasikan orang-orang yang sudah turun menurun mengalami kemiskinan.<br /><br />(II) Tingkat Kemiskinan di Indonesia<br /><br />Salah satu konsep kemiskinan yang digunakan di Indonesia adalah konsep "Kemiskinan Absolut", yaitu dengan menghitung apa yang disebut sebagai "Garis Kemiskinan (GK)", yang dihitung oleh Biro Pusat Statistik (BPS) setiap tahunnya (per Bulan Maret) dan diumumkan setiap awal bulan September pada tahun tersebut.<br /><br />GK terdiri dari dua komponen, yaitu : (1) Garis Kemiskinan Makanan (GKM) - misalnya konsumsi beras, sayuran dan makanan lainya (kl 2100 kalori per hari) serta (2) Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) - misalnya : perumahan, sandang, pendidikan, transportasi dan kesehatan. Biasanya kontribusi GKM lebih besar dibandingkan dengan GKBM (per Maret 2006 kontribusi GKM kl 75% terhadap GK)<br /><br />Untuk garis kemiskinan per Bulan Maret 2008 adalah Rp. 186.636,- per kapita per bulan. Artinya setiap keluarga yang terdiri dari 4 orang anggota keluarga memiliki tingkat garis kemiskinan sekitar Rp. 730.000,- per bulan. Sedangkan kriterianya adalah sebagai berikut :<br /><br />(a) Miskin < GK<br />(b) Hampir Miskin 1,00-1,25 GK<br />(c) Hampir Tidak Miskin 1,25-1,50 GK<br />(d) Tidak Miskin > 1,50 GK<br /><br />Pada Bulan Maret 2008 tercatat sebesar 34,96 juta jiwa atau 15,42 % dari jumlah penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan dan 63,47 % dari penduduk miskin atau sejumlah 22 juta jiwa lebih berada di daerah perdesaan.<br /><br />Pustaka :<br /><br />(1) Masalah-masalah Sosial. Paulus Tangdilintin, dkk. 2007<br />(2) http://www.bps.go.id/releases/files/kemiskinan-01sep06.pdf<br />(3) http://www.suarapembaruan.com/News/2008/09/20/Utama/ut02.htm<br />(4) http://www.ppk.or.id/content.asp?id=1224&mid=126<br /><br />Semoga Bermanfaat.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-27717084901141518202009-12-23T16:57:00.000-08:002009-12-23T16:58:20.531-08:00Neoliberalisme dan OposisiFaham neoliberalisme ada suatu faham baru yang berkaitan dengan ekonomi liberal yang mana prinsip utama dari kebijakan neoliberal adalah pasar bebas (free market) serta perdagangan bebas (free trade), dan salah satu pendukung utama dari kebijakan ini adalah ICC (International Chamber of Commerce) yang berkedudukan di Paris. Mereka mendefinisikannya sebagai :<br /><br />“… to break down barriers to international trade and investment so that all countries can benefit from improved living standards through increase trade and investment flows …”<br /><br />Di Amerika Serikat, neoliberalisme biasanya dikaitkan dengan suatu gerakan politik, terutama yang dianut oleh Partai Republik, dimana program-program ekonomi yang dijalankannya mendukung perdagangan bebas seperti ekonomi pasar bebas dan welfare reform.<br /><br />Secara umum neoliberalisme mencari jalan untuk mengganti kendali atas perekonomian dari sektor publik (pemerintah) ke sektor swasta yang bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang efisien dan meningkatkan indikator ekonomi makro suatu bangsa. <br /><br />Beberapa kebijakan neoliberalisme dapat dilihat dari daftar yang disusun oleh John Williamson atau yang dikenal dengan “Washington Consensus”, diantaranya :<br /><br />(1) Disiplin kebijakan fiskal<br />(2) Pengalihan subsidi sosial<br />(3) Reformasi Pajak<br />(4) Liberalisasi perdagangan<br />(5) Nilai tukar mata uang yang kompetitif<br />(6) Liberalisasi (inward) foreign direct investment (FDI)<br />(7) Privatisasi<br />(8) Deregulasi – abolition of regulation that restrict competition <br />(9) dan lainnya<br /><br />Pada masa pemerintahan Reagan (1981-1989) berlangsung, dimana dijalankannya program ekonomi yang liberal, memang terdapat beberapa keberhasilan seperti menurunnya tingkat pengangguran dan inflasi, namun tingkat “inequality” meningkat, disamping terjadinya defisit perdagangan. Demikian pula terjadi defisit anggaran yang mana pemerintah federal harus meminjam dana baik ke dalam maupun ke luar negeri untuk menutupinya. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat yang tadinya adalah negara kreditor terbesar menjadi negara debitor terbesar di dunia dengan tingkat hutang yang membengkak dari $ 700 milyar menjad $ 3 triliun.<br /><br />Beberapa tokoh ekonomi maupun non ekonomi pun menjadi pendukung dan oposisi dari faham neoliberal ini. Diantaranya yang menjadi oposisi seperti Joseph Stiglitz, Amartya Sen, Noam Chomsky, David Harvey dan lainnya. Secara umum mereka berhipotesis bahwa terjadinya tingkat “inequality” yang cukup tinggi dipacu akibat dari implementasi faham neoliberalisme dan juga menghasilkan masalah yang cukup besar di bidang politik, sosial, ekonomi, dan lingkungan.<br /><br />Joseph Stiglitz (l. 9 Februari 1943)<br /><br />Stiglitz adalah seorang ekonom Amerika Serikat dan seorang Profesor ekonomi di Columbia University. Pada tahun 1993 dia bergabung dengan pemerintahan Clinton sebagai penasehat di bidang ekonomi hingga tahun 1997. Sumbangannya yang terpenting dalam pemerintahan Clinton adalah tentang “third way”, yaitu tentang kendali terhadap kebijakan-kebijakan strategis pemerintah di bidang perekonomian (the important but limited).<br /><br />Dalam “Globalization and Its Discontent” (2002), Stiglitz berargumentasi bahwa apa yang sering dikatakan sebagai “developing economies”, faktanya adalah “not developing at all”, dan membebankan kesalahan-kesalahannya kepada IMF. Dan di buku tersebut Stiglitz juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mencegah resesi dan depresi ekonomi dengan menggunakan kebijakan moneter dan fiskal yang kuat dalam mengatasi kekurangan “demand” akan barang dan jasa. Pada level mikroekonomi, pemerintah dapat meregulasi bank dan institusi financial lainnya untuk menjaga mereka bereaksi secara berlebihan.<br /><br />Amartya Sen (l. 3 November 1933)<br /><br />Adalah peraih nobel di bidang ekonomi dan professor ekonomi dari Havard University. Salah satu buku yang cukup terkenal dari Sen adalah “Poverty and Famines: An Essay on Entitlement and Deprivation” (1981) yang mana dalam buku tersebut dijelaskan bahwa bencana kelaparan terjadi tidak hanya dari kurangnya makanan namun juga dari “inequality” mekanisme yang dibentuk dari pendistribusian makanan.<br /><br />Noam Chomsky (l. 7 Desember 1948)<br /><br />Noam Chomsky adalah seorang ahli bahasa, filsuf, ilmuwan di bidang kognitif, aktivis politik dan juga sebagai professor dan professor emeritus pada bidang bahasa di Massachusetts Institute of Technology. Semenjak tahun 1960 dikenal banyak sebagai seorang intelektual sosialis-liberal.<br /><br />Beberapa aktivitas politiknya antara lain :<br /><br />(a) Mengecam keras standar ganda politik luar negeri Amerika Serikat, seperti perlindungan Amerika Serikat terhadap rezim Augusto Pinochet di Chile.<br />(b) Mengkritik keras sistem kapitalisme di Amerika Serikat yang bersamaan dengan itu pula mengkritisi pula Leninisme. Dia sangat percaya bahwa masyarakat harus diorganisir dan berdasarkan “democratic control communities” <br />(c) Dia juga beroposisi dengan pemerintah Amerika Serikat dalam pertempurannya melawan narkotika. Dia lebih suka menggunakan jalur pendidikan dan prevensi dibandingkan penggunaan kekuatan militer dalam program penurunan penggunaan narkotika.<br /><br />David Harvey (l. tahun 1935)<br /><br />Seorang professor anthropologi dari University of New York dan termasuk 20 penulis buku tentang humanisme yang paling sering disebut.. Pada tahun 2005, Harvey mengklaim bahwa neoliberalisme adalah proyek restorasi dari kekuatan kelas kapitalis. Baginya, neoliberalisme merupakan teori dari ekonomi-politik yang dilakukan oleh negara untuk menguntungkan golongan privat (kapitalis), menjalankan pemasaran bebas dan perdagangan bebas. Dia juga mempertimbangkan bahwa neoliberalisme sebagai kapitalis “creative destruction”.<br /><br />pustaka :<br /><br />(1) http://en.wikipedia.org/wiki/Neoliberalism<br />(2) http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Stiglitz<br />(3) http://en.wikipedia.org/wiki/Amartya_Sen<br />(4) http://en.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky<br />(5) http://en.wikipedia.org/wiki/David_Harvey_(geographer)<br /><br />Semoga Bermanfaat<br />pkUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-40368228945377996502009-12-23T16:53:00.001-08:002009-12-23T16:53:56.146-08:00Biaya Pendidikan Dasar per Kapita 2009Diketahui anggaran pendidikan untuk RAPBN 2009 sebesar Rp 224 triliun, sedangkan untuk membiayai pendidikan dasar sembilan tahun dibutuhkan kurang lebih Rp 157 triliun. <br /><br />Hal tersebut diungkapkan Ketua Tim Ahli Standar Pembiayaan Pendidikan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Abbas Ghozali, pada diskusi yang diselenggarakan Institute for Education Reform Universitas Paramadina di Jakarta, Kamis (21/8) petang.<br /><br />Dan jika diketahui, menurut data BPS (Biro Pusat Statistik) tahun 2005, jumlah penduduk Indonesia yang berumur 5 hingga 14 tahun (yang merupakan umur untuk jenjang pendidikan SD hingga SMP) berjumlah kurang lebih 45 juta jiwa, maka biaya pendidikan dasar per kapita adalah per tahun kurang lebih Rp. 3,5 juta atau setara dengan US $ 350.<br /><br />Sumber :<br /><br />(1) http://www.koranindonesia.com/2008/08/22/anggaran-pendidikan-2009-cukup-penuhi-pendidikan-dasar/<br />(2) http://demografi.bps.go.id/versi1/index.php?option=com_tabel&kat=1&idtabel=116&Itemid=165<br /><br />Semoga Bermanfaat.<br />pkUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8140308106818623833.post-59214420603247110772009-12-23T16:43:00.000-08:002009-12-23T16:45:37.791-08:00Globalisasi & Reaganomics“Agar dalam proses membuka ekonomi kita bagi lalu lintas dagang dan investasi dunia luar, jangan sampai orang luar itu menunjukkan tanda dominasi yang menyolok” (Mohammad Hatta, Bung Hatta Menjawab, PT. Toko Gunung Agung, Jakarta, 2002, hal. 87)<br />_____________________________________________<br /><br />Istilah "Globalisasi " digunakan untuk menggambarkan kegiatan perusahaan multi-nasional AS pada pertengahan 80-an ketika Presiden Ronald Reagen melancarkan "revolusi neoliberal" yang salah satu tujuan utamanya adalah membiayai program-program persenjataan AS dalam pertempurannya dengan blok komunis. Theodore Levit seorang matan profesor marketing dari Harvard Business School telah menggunakan istilah "Globalisasi" dari tahun 1985.<br /><br />Ronald Reagan, sebagaimana diketahui adalah presiden AS berasal dari Partai Republik membuat beberapa kebijakan strategis pada waktu kurun pemerintahannya, diantaranya : (1) mengambil kebijakan defisit anggaran untuk menumbuhkan ekonomi negaranya, (2) membiarkan nilai dollar merosot, (3) royal memotong pajak dan (4) menaikkan suku bunga untuk menarik modal asing guna membiayai pertumbuhan ekonomi AS. Kebijakan seperti seperti inilah yang menjadi model ekonomi Reagan atau yang disebut "Reaganomics".<br /><br />Kebijaksanaan "Reaganomics" yang suka menaikkan suku bunga punya dampak secara langsung. Bagi para pengusaha, hal tersebut membuat mereka harus membayar kembali kredit dengan bunga tinggi. Akibatnya, barang-barang yang sebagian ongkos pembuatannya dibiayai oleh kredit bank menjadi lebih mahal. Dilemanya: apakah menaikkan harga barang dengan risiko tak laku, ataukah hanya mengambil sedikit keuntungan dengan akibat bisa-bisa tak lagi bisa berproduksi. Intinya produk-produk dalam negeri (AS maksudnya) tidak memiliki nilai kompetitf dibandingkan produk asing.<br /><br />Oleh karena itu cukup banyak perusahaan AS pada waktu itu yang melakukan restrukturisasi dengan cara berinvestasi di negara yang memiliki upah buruh rendah sehingga diharapkan produk mereka kembali memiliki nilai kompetitif disamping mereka melakukan penetrasi pasar di negara tersebut. Satu contoh, dalam suatu tulisan berjudul "Workers Face Uphill Battle on Road to Globalization" dijelaskan bahwa walaupun pertumbuhan ekonomi di Provinsi Guandong (China) di atas 10%, namun gaji buruh pada saat ini hampir sama dengan tahun 90an yaitu sekitar $50-70 per bulan.<br /><br />Menurut Friedman dalam bukunya "The World is Flat" dikatakan bahwa pada saat ini masyarakat dunia masuk ke dalam globalisasi "versi 3.0". Globalisasi versi 1.0 dimulai pada saat masa kolonialisme, maka pada saat itu beruntunglah seseorang yang menjadi negara penjajah. Sementara itu peta kesuksesan globalisasi versi 2.0 ditandai dengan munculnya perusahaan "Multi-nasional Company (MNC)". Sedangkan globalisasi versi 3.0 tidak lagi mementingkan kewarganegaraan atau menjadi bagian dari MNC namun yang paling penting adalah pemberdayaan individu yang didukung oleh kekuatan dari "Information Technology".<br /><br />Namun demikian globalisasi seperti kuda troya, ia menciptakan masyarakat elit yang super kaya. Ketika MNC ingin berinvestasi di negara berkembang yang memiliki upah buruh super murah itu, mereka tentu menjalin hubungan dengan para borjuis dan birokrat lokal yang pada akhirnya membuat para borjuis lokal itu melesat mengalami mobilitas vertikal hingga ke tingkat teratas. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh Profesor (Emiritus) Edward S. Herman dari Wharton School, University of Pennsylvania dalam tulisannya yang berjudul "The Threat of Globalization".<br /><br />Karena masyarakat elit super kaya dapat membeli partai politik dan mengatur arah dan gerak parpol melalui "money politics" yang mana tujuannya tidak lain adalah mengamankan aset-aset feodal mereka dan semua kekayaan kaum borjuis tersebut. <br /><br />Pustaka :<br /><br />(1) Bung Hatta Menjawab. Mohammad Hatta. PT. Toko Gunung Agung Tbk. 2002 <br />(2) Masalah-masalah Sosial. Paul Tangdilitin. 2007.<br />(3) http://www.pergerakankebangsaan.org/?p=55<br />(4) http://www.klubsaham.com/index.php?name=News&file=article&sid=28&theme=Printer<br />(5) http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/1989/01/28/LN/mbm.19890128.LN24487.id.html<br /><br />Mudah2an Bermanfaat<br />pkUnknownnoreply@blogger.com0