Wednesday, December 23, 2009

Neoliberalisme dan Oposisi

Faham neoliberalisme ada suatu faham baru yang berkaitan dengan ekonomi liberal yang mana prinsip utama dari kebijakan neoliberal adalah pasar bebas (free market) serta perdagangan bebas (free trade), dan salah satu pendukung utama dari kebijakan ini adalah ICC (International Chamber of Commerce) yang berkedudukan di Paris. Mereka mendefinisikannya sebagai :

“… to break down barriers to international trade and investment so that all countries can benefit from improved living standards through increase trade and investment flows …”

Di Amerika Serikat, neoliberalisme biasanya dikaitkan dengan suatu gerakan politik, terutama yang dianut oleh Partai Republik, dimana program-program ekonomi yang dijalankannya mendukung perdagangan bebas seperti ekonomi pasar bebas dan welfare reform.

Secara umum neoliberalisme mencari jalan untuk mengganti kendali atas perekonomian dari sektor publik (pemerintah) ke sektor swasta yang bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang efisien dan meningkatkan indikator ekonomi makro suatu bangsa.

Beberapa kebijakan neoliberalisme dapat dilihat dari daftar yang disusun oleh John Williamson atau yang dikenal dengan “Washington Consensus”, diantaranya :

(1) Disiplin kebijakan fiskal
(2) Pengalihan subsidi sosial
(3) Reformasi Pajak
(4) Liberalisasi perdagangan
(5) Nilai tukar mata uang yang kompetitif
(6) Liberalisasi (inward) foreign direct investment (FDI)
(7) Privatisasi
(8) Deregulasi – abolition of regulation that restrict competition
(9) dan lainnya

Pada masa pemerintahan Reagan (1981-1989) berlangsung, dimana dijalankannya program ekonomi yang liberal, memang terdapat beberapa keberhasilan seperti menurunnya tingkat pengangguran dan inflasi, namun tingkat “inequality” meningkat, disamping terjadinya defisit perdagangan. Demikian pula terjadi defisit anggaran yang mana pemerintah federal harus meminjam dana baik ke dalam maupun ke luar negeri untuk menutupinya. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat yang tadinya adalah negara kreditor terbesar menjadi negara debitor terbesar di dunia dengan tingkat hutang yang membengkak dari $ 700 milyar menjad $ 3 triliun.

Beberapa tokoh ekonomi maupun non ekonomi pun menjadi pendukung dan oposisi dari faham neoliberal ini. Diantaranya yang menjadi oposisi seperti Joseph Stiglitz, Amartya Sen, Noam Chomsky, David Harvey dan lainnya. Secara umum mereka berhipotesis bahwa terjadinya tingkat “inequality” yang cukup tinggi dipacu akibat dari implementasi faham neoliberalisme dan juga menghasilkan masalah yang cukup besar di bidang politik, sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Joseph Stiglitz (l. 9 Februari 1943)

Stiglitz adalah seorang ekonom Amerika Serikat dan seorang Profesor ekonomi di Columbia University. Pada tahun 1993 dia bergabung dengan pemerintahan Clinton sebagai penasehat di bidang ekonomi hingga tahun 1997. Sumbangannya yang terpenting dalam pemerintahan Clinton adalah tentang “third way”, yaitu tentang kendali terhadap kebijakan-kebijakan strategis pemerintah di bidang perekonomian (the important but limited).

Dalam “Globalization and Its Discontent” (2002), Stiglitz berargumentasi bahwa apa yang sering dikatakan sebagai “developing economies”, faktanya adalah “not developing at all”, dan membebankan kesalahan-kesalahannya kepada IMF. Dan di buku tersebut Stiglitz juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mencegah resesi dan depresi ekonomi dengan menggunakan kebijakan moneter dan fiskal yang kuat dalam mengatasi kekurangan “demand” akan barang dan jasa. Pada level mikroekonomi, pemerintah dapat meregulasi bank dan institusi financial lainnya untuk menjaga mereka bereaksi secara berlebihan.

Amartya Sen (l. 3 November 1933)

Adalah peraih nobel di bidang ekonomi dan professor ekonomi dari Havard University. Salah satu buku yang cukup terkenal dari Sen adalah “Poverty and Famines: An Essay on Entitlement and Deprivation” (1981) yang mana dalam buku tersebut dijelaskan bahwa bencana kelaparan terjadi tidak hanya dari kurangnya makanan namun juga dari “inequality” mekanisme yang dibentuk dari pendistribusian makanan.

Noam Chomsky (l. 7 Desember 1948)

Noam Chomsky adalah seorang ahli bahasa, filsuf, ilmuwan di bidang kognitif, aktivis politik dan juga sebagai professor dan professor emeritus pada bidang bahasa di Massachusetts Institute of Technology. Semenjak tahun 1960 dikenal banyak sebagai seorang intelektual sosialis-liberal.

Beberapa aktivitas politiknya antara lain :

(a) Mengecam keras standar ganda politik luar negeri Amerika Serikat, seperti perlindungan Amerika Serikat terhadap rezim Augusto Pinochet di Chile.
(b) Mengkritik keras sistem kapitalisme di Amerika Serikat yang bersamaan dengan itu pula mengkritisi pula Leninisme. Dia sangat percaya bahwa masyarakat harus diorganisir dan berdasarkan “democratic control communities”
(c) Dia juga beroposisi dengan pemerintah Amerika Serikat dalam pertempurannya melawan narkotika. Dia lebih suka menggunakan jalur pendidikan dan prevensi dibandingkan penggunaan kekuatan militer dalam program penurunan penggunaan narkotika.

David Harvey (l. tahun 1935)

Seorang professor anthropologi dari University of New York dan termasuk 20 penulis buku tentang humanisme yang paling sering disebut.. Pada tahun 2005, Harvey mengklaim bahwa neoliberalisme adalah proyek restorasi dari kekuatan kelas kapitalis. Baginya, neoliberalisme merupakan teori dari ekonomi-politik yang dilakukan oleh negara untuk menguntungkan golongan privat (kapitalis), menjalankan pemasaran bebas dan perdagangan bebas. Dia juga mempertimbangkan bahwa neoliberalisme sebagai kapitalis “creative destruction”.

pustaka :

(1) http://en.wikipedia.org/wiki/Neoliberalism
(2) http://en.wikipedia.org/wiki/Joseph_Stiglitz
(3) http://en.wikipedia.org/wiki/Amartya_Sen
(4) http://en.wikipedia.org/wiki/Noam_Chomsky
(5) http://en.wikipedia.org/wiki/David_Harvey_(geographer)

Semoga Bermanfaat
pk

1 comment:

  1. Silahkan bagi rekan-rekan yang ingin memberikan komentar. Terima kasih. :-)

    ReplyDelete